Monday, December 29, 2008

Article: critical review_SIT assignment

Mendongkrak Selera Dengan Bumbu TI (Teknologi Informasi)

Pendahuluan
Perkembangan dari teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Teknologi komputer, internet dan aplikasinya sangat mendukung perkembangan bisnis. Teknologi merupakan suatu aplikasi pengetahuan yang meliputi proses dan prosedur untuk memcahkan masalah, dan menciptakan metode baru untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan. Teknologi informasi sangat penting karena perekonomian kita berbasis IT. Suatu bisnis restoran merupakan usaha yang sangat menarik dan menjanjikan. Sekarang sudah banyak para pengelola resto mulai menerapkan IT dalam bisnis mereka. hal tersebut dilakukan untuk mempermudah proses bisnis yang mereka jalankan.
IT meningkatkan akses global dengan menghubungkan pelaku bisnis melalui telekomunikasi. Teknologi dibuat untuk mengembangkan sistem yang mempermudah manajer mengambil keputusan. Sistem tersebut dinamakan MIS (Management Information System). Secara umum, sistem IT yang diperlukan bisnis resto adalah modul ERP yang disebut service management, yaitu modul yang dapat dipakai untuk mengelola jasa bagi pelanggan. Modul ini harus terintegrasi dengan sistem lainnya. Dalam artikel ini dikatakan bagaimana IT sangat mendukung bisnis resto. Akan tetapi secara umum kalangan pelaku bisnis restoran di Indonesia belum mengadopsi IT secara signifikan. Hal ini disebabkan karena kebanyakan para pelaku resto memiliki persepsi bahwa biaya investasi cukup besar untuk mengembangkan sistem IT. Hal tersebut berbeda dengan negara maju seperti USA dimana IT bukan hanya dibangun untuk mengelola aktivitas back office, maupun front office seperti Harrah’s dan Caesar Palace.

Article summary
Secara umum karakter bisnis resto menggunakan sistem aplikasi terpusat dan sistem aplikasi terdistribusi. Sistem terpusat membutuhkan investasi yang lebih besar dan perlu ditunjang infrastruktur jaringan (LAN atau WAN). Aplikasi ini memudahkan monitoring dan analisis secara menyeluruh di emua gerai dengan data real time. Sedangkan sistem terdistribusi biayanya lebih murah dan tidak terkendala masalah infrastruktur sehingga lebih banyak digunakan (biasanya restoran kelas kecil dan menengah). Akan tetapi sistem ini membutuhkan jeda waktu antara proses monitoring dan analisis, serta tidak ada koneksi antar gerai.
Masalah investasi IT tergantung pada cara pandang top manajemen. Di PT Sriagung Cahya Sakti, pengelola Izzi Piza, biaya tersebut digunakan untuk membeli hardware (monitor layar sentuh/touch screen, perangkat untuk hot spot, PC, CCTV), dan software. Beberapa aplikasi yang digunakan Sriagung Cahya Sakti (SCS) antara lain:
• Point of Sales (POS) untuk mengelola seluruh transaksi penjualan
• Acc Pack untuk mengolah data yang berada di kantor pusat (akuntansi)
• System file transfer untuk membuat sebuah laporan pada saat closing date
• Virtual private network untuk menghubungkan semua gerai
• Layanan hot spot (area Wi-Fi).
Beberapa manfaat yang dirasakan antara lain: meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja baik dari segi waktu, prosedur, maupun operasional pada gerai, karena sistem lebih cepat dan akurat sehingga mengurangi human eror; mudah untuk melakukan promo dan komplimen; memungkinkan dibuatnya sistem pelaporan yang detail dan real time sehingga memudahkan pengambilan keputusan bagi manajemen.
Pemain resto lain yang menyadari peran IT adalah McDonald’s Indonesia. Sistem yang digunakan oleh McD adalah:
• DBase III, hasilnya disebut Store Management System (SMS). Melalui aplikasi ini semua data transaksi di Indonesia akan dikirim ke pusat jaringan McD di Amerika (US). SMS juga melakukan sistem pengorderan dan pengelolaan inventori.
• Point of Sales (POS) untuk mencatat transaksi dan inventori setelah restoran tutup.
Hal lain yang dikembangkan perusahaan dalam e-bisnis adalah membangun loyalitas pelanggan. Sistem yang digunakan adalah Customer Relationship Management (CRM) yang focus pada penggunaan informasi tentang pelanggan untuk membuat strategi yang mengembangkan dan menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Sistem CRM ini dikembangkan oleh McD dengan customer service via telepon (14045). Melalui layanan ini, setiap order akan dicatat kemudian ditransmisi ke gerai. Pesanan diproses hingga transaksi pembayaran. Selain melalui layanan telepon terpusat McD juga memiliki layanan Drive Through dan Handheld Order Take Care. Saat ini juga sedang diujicobakan penerapan teknologi GPS pada dua gerai McD untuk mempercepat pelayanan ke pelanggan. Layanan hot spot pun disediakan McD untuk kepuasan pelanggannya.

Pembahasan
Menurut saya, penerapan IT dalam bisnis resto ini sudah tepat. Dalam melakukan investasi IT perlu disesuaikan dengan proses binis yang dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh resto Izzi Piza dan McD, penerapan IT disesuaikan untuk memberikan kemudahan bagi bisnis proses resto mereka. Untuk proses bisnis resto sendiri, yang perlu mendapatkan pioritas sentuhan IT adalah: order booking (fungsi pencatatan permintaan), order fulfillment (fungsi pemenuhan pesanan), billing (fungsi penagihan pada pelanggan), yang mana ketiga fungsi tersebut harus terintegrasi dengan data pelanggan, serta raw material. Selain itu, dalam penerapan IT ini sebaiknya pihak pengelola resto memberikan pelatihan penggunaan IT tersebut kepada para karyawan, agar mereka terbiasa menggunakannya. penerapan IT dalam resto seperti yang dilakukan Izzi Pizza dab McD tersebut sangat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu maupun tenaga,dan tentunya mempermudah pelayanan kepada pelanggan. Menurut David (2008) dalam blognya menyatakan bahwa penggunaan IT, yakni penggunaan komputer, dapat membantu bisnis resto dalam keakuratan pelayanan restoran, mencegah kebocoran keuangan, menghitung harga pokok penjualan makanan, serta mengontrol stok inventory. Misalnya seperti yang dilakukan Izzi Pizza dan McD, mereka menerapkan Point of Sales (POS) dalam resto mereka untuk mengelola transaksi penjualan dan inventory.
Dalam permasalahan biaya investasi IT, memang perlu diperhatikan oleh pemain bisnis resto. Dalam penerapan maupun pengembangan IT dalam suatu bisnis tidak mengeluarkan biaya yang sedikit, oleh karena itu perlu disesuaikan dengan proses bisnis resto tersebut. Permasalahan investasi IT tergantung dari cara pandang pihak manajemen masing-masing bisnis resto. Sebagai system user, bila mereka mengambil keputusan yang bijaksana dalam investasi IT, saya rasa hal tersebut justru akan menjadikan suatu kekuatan bersaing tersendiri bagi bisnis resto mereka.

Kesimpulan
Kendala dalam penerapan dan pengembangan IT di berbagai bisnis, baik bisnis besar maupun kecil adalah biaya investasi yang tidak sedikit. Penerapan maupun pengembangan IT dalam bisnis resto perlu disesuaikan dengan proses bisnis resto itu sendiri. Bagi bisnis resto, yang perlu memperoleh prioritas sentuhan IT antara lain: order booking (fungsi pencatatan permintaan), order fulfillment (fungsi pemenuhan pesanan), dan billing (fungsi penagihan pada pelanggan). Yang mana ketiga fungsi tersebut harus saling terintegrasi dengan data pelanggan dan data stock raw material. Integrasi tersebut akan membuat pengelola restoran mendapat informasi mengenai tingkat pelayanan, baik dari segi kecepatan pelayanan, pemakaian raw material, biaya operasional, serta tingkat kepuasan pelanggan. Beberapa restoran seperti McD, dan Izzi Pizza telah mengimplementasikan sistem IT dalam bisnis mereka, dan sukses dalam operasinya.

Saran
Dalam mengimplementasikan maupun mengembangkan sistem IT pada suatu bisnis memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, perlu dicermati bahwa investasi pada IT harus melihat terlebih dahulu pada kebutuhannya. Untuk bisnis resto yang mana karakter bisnis operasionalnya begitu cepat, sebaiknya sistem IT yang diterapkan simpel dan mudah untuk digunakan. IT merupakan sarana untuk mempermudah jalannya suatu bisnis, serta dapat memberikan keuntungan strategik bagi keunggulan bersaing bisnis resto.
Seorang top manajemen, perlu memperhatikan IT dari berbagai pandangan yang berbeda. Satu pandangan harus difokuskan pada meningkatkan pengehematan biaya (cost saving), dan efisiensi, pandangan yang lain fokus pada peningkatan produk, jasa, dan struktur organisasi, dan pandangan yang lain focus pada menciptakan keunggulan bersaing melalui sarana IT untuk menambah proporsi nilai pelanggan.

Sumber: majalah swa
SWA 27/ XXIII/ 18 DESEMBER 2007- 7 JANUARI 2008
David.2008.http://blog.solisresto.com/memberdayakan-komputer-untuk-bisnis-restoran (akses 12 Januari 2009)

1 comment:

Fari said...

Jakarta, Aktual.com — Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menuturkan kendala yang saat ini menunda penerapan ERP adalah terkait tarif. Yang diinginkan Pemprov, sambung Ahok, tarif ERP dapat disesuaikan dengan jumlah kendaraan yang melewati area ERP.

“Kita menginginkan ERP adalah untuk mengontrol jumlah kendaraan di sebuah jalan bukan pajak. Bukan seperti tol. Jadi kalau retribusi, enggak bisa naik turun (tarif). Saya kan maunya begini, mobil yang lewatnya sedikit turunin harganya. Kalau banyak yang lewat naikin harganya,” kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (5/8).
Ahok: Penerapan ERP Terkendala Tarif